Senin, 21 November 2011

Menag:Transportasi dan Makanan Masih Jadi Kendala Penyelenggaraan Haji

Menteri Agama, Suryadharma Ali mengakui bahwa dalam penyelenggaran haji tahun 2011 masih ada kekurangan. Yaitu di bidang transportasi dan juga makanan akibat kejadian diare yang menimpa satu maktab jamaah Indonesia di Arab Saudi.

”Setiap penyelenggaraan haji pasti ada kekurangannya,” kata Surya usai menghadiri pembukaan World Delta Summit di Jakarta, Senin (21/11).

Untuk masalah transportasi dan makanan memang terkendala dan yang mengurus adalah pihak Pemerintah Arab Saudi. Namun, Surya mengingatkan kemacetan dan antrean kendaraan yang terjadi di Arab Saudi wajar terjadi karena jumlah kendaraan yang sangat banyak. Sehingga hal teknis seperti ini tidak bisa dihindari.

Surya mencontohkan jarak dari Arafah ke Mina hanya 7-8 kilometer. Jika ada tiga juta jamaah haji menggunakan bus dalam satu waktu yang mengarah ke Mina, maka bisa dibayangkan akan terjadi antrean kendaraan melebihi tujuh kilometer. Kondisi ini yang harus disadari oleh jamaah haji. Di sisi lain, Pemerintah Arab Saudi juga sudah memperketat penggunaan mobil kecil selama musim haji berlangsung.

Untuk kuota haji di 2012 mendatang, Surya mengatakan akan diasumsikan tetap sebanyak 211.000 orang. Dengan 197 ribu jamaah reguler dan 17 ribu jamaah non reguler. ”Melihat daftar tunggu calon jamaah haji Indonesia yang semakin lama. Kita sudah berusaha meminta tambahan kuota untuk tahun 2012,” tutur dia.

Tapi Pemerintah Arab Saudi tidak mau menambah jumlah kuota untuk Indonesia. Karena kapasitas untuk menampung jamaah haji di Arab Saudi sudah optimal dan ada batasannya. Keterbatasan itu meliputi di Padang Arafah maupun di Mina.

Dijelaskan bahwa Pemerintah Arab Saudi sudah memperluas wilayah Mina dengan sebutan Mina Jadid. Namun, lokasi itu jauh dari lokas menerima jumrah. Ke depan Pemerintah Arab Saudi juga akan memperluas lokasi pemondokan haji. Surya mengatakan sebanyak 1.700 bangunan di sekitar masjidil haram akan dihancurkan untuk menambah jumlah pemondokan.

http://www.jurnalhaji.com/2011/11/21/menagtransportasi-dan-makanan-masih-jadi-kendala-penyelenggaraan-haji/

Rabu, 16 November 2011

Sulit Menemukan Makam Ummul Muslimin, Aisyah di Baqi


Calon jamaah haji Indonesia sejak 2 Oktober lalu sudah tiba di Madinah. Selama 8 hari ke depan mereka akan melakukan salat arbain atau salat empat puluh waktu berturut-turut. Selain salat arbain, mereka juga banyak yang melakukan ziarah di sela waktu salat.

Salah satu tempat ziarah yang banyak dikunjungi jamaah haji Indonesia adalah Baqi. Di tempat ini dimakamkan 10.000 sahabat dan juga keluarga Nabi Muhamma SAW. Di antaranya adalah Usman bin Affan, Abbad bin Abdullah (paman Rasulullah), dan Halimatus Sa’diyah (ibu yang menyusui Rasulullah saat kecil).

Istri-istri Rasulullah juga banyak yang dimakamkan di Baqi. Yaitu Siti Aisyah, Umi Salamah, Juariah, Zainah, Sofiyah, Hafsah, dan mariyah Kibtiyah. Sedangkan putra-putri Rasulullah yang dimakamkan di Baqi adalah Siti Fatimah, Q’sim, Abdullah, Ibrahim, Ruqaiyah, Zainab, dan Umi Kulsum. Sedangkan cucu yang dimakamkan di tempat tersebut adalah sayyidina Hasan radiallahu anhu, keturunannya, dan juga keturunan para sahabat dan ibunda Ali bin Abi Thalib, Fatimah bin Asad.

Baqi dalam bahasa Arab artinya adalah sebuah tanah yang lapang. Tempat ini, menjadi favorit jamaah juga disebabkan lokasinya yang dekat dengan Masjid Nabawi. Jika keluar dari pintu yang melewati makam Rasulullah SAW dan dua sahabatnya, Abu Bakar dan Umar radiallahu anhu di Masjid Nabawi, anda akan melihat sebuah tempat yang berada di ketinggian. Ya itu adalah Baqi.

Tapi jangan pernah dibayangkan Baqi adalah sebuah pemakaman seperti di Tanah Air. Karena, pemakaman ini berbeda. Tidak ada satupun batu nisan di pemakaman ini, tidak seperti di pemakaman di Tanah Air yang menghias makam sedemikian rupa indahnya. Baqi lebih tepat seperti lapangan kosong, yang berisi ratusan ribu gundukan pasir dan dua buah batu yang menandakan itu adalah makam.

Pemakaman ini sebenarnya sudah ada sejak jaman Jahiliyah. Di jaman Rasulullah, pemakaman ini dikhususkan untuk kaum muslimin baik dari kalangan Ansor dan juga Muhajirin. Dalam sebuah hadist, Rasulullah pernah melarang umatnya untuk berziarah kubur, karena dikhawatirkan mereka akan menyembah kuburan dan menjadi musyrik. Dalam hadist yang lain, Rasulullah juga pernah menganjurkan untuk berziarah kubur karena hal tersebut akan mengingatkan kepada akhirat atau hari akhir.

Dalam hadist shahih yang diriwayatkan Muslim dari Buraidah bin Hushaib radiallahu anhum. Dia berkata Nabi Muhammad Shalallhu’alaihi wa sallam mengajarkan kepada para sahabatnya apabila ziarah kubur agar membaca: Assalamu alaikum ahlad diyar minal mu’mininal wal muslimat wa inna insya allahu bikum laahikun. As alulullahu lana walakumul afiyah.

"Semoga kesejahteraan untukmu, wahai penduduk negeri dari orang-orang mukmin dan muslim. Sesungguhnya kami –insya Allah- akan menyusulmu. Kami mohon kepada Allah untuk kami dan kamu, agar di beri keselamatan (dari sesuatu yang tidak diinginkan)."[1]

Paham wahabi berpegang teguh dengan hadist yang melarang umat Islam berziarah kubur untuk menghindari kemusyrikan. Karena Arab Saudi dikuasai kelompok Wahabi, larangan tersebut sempat muncul lama. Tapi, belakangan ini Kerajaan Arab Saudi memperbolehkan berziarah. Akan tetapi untuk menghindari kemusyrikan, di dekat pintu masuk ditugaskan beberapa orang yang menjelaskan kepada jamaah mengenai ziarah kubur dan juga dipampang beberapa plang berukuran besar dalam beberapa bahasa agar menghindari peziarah kepada kemusyrikan, salah satunya berbahasa Indonesia. Dalam plang tersebut juga disitir hadist dan juga ayat-ayat Alquran.

Saat Okezone berziarah ke tempat ini 29 September lalu, sangat sulit untuk menemukan makam Ummul Muslimin, Aisyah. Begitu juga makam para sahabat Rasulullah seperti Usman bin Affan, dan juga makam keluarga Rasulullah. Karena tidak ada tanda satupun yang spesifik. Bahkan, saat bertanya kepada peziarah lain dan juga askar yang menjaga tidak ada yang bisa menunjukkannya. Hanya saja, di makam tersebut terdapat beberapa makam yang sedikit memiliki perbedaan. Yaitu sekeliling makamnya dibatasi dengan batu-batu. Hal itu terdapat di beberapa tempat, diduga makam tersebut adalah makam keluarga atau orang dekat Rasulullah. Tapi tetap saja tidak dapat diketahui, jenazah siapakah yang berada di dalam makam.

Sehingga kebanyakan jamaah, terutama yang berasal dari Indonesia hanya membacakan fatihah di pintu masuk atau di tempat di manapun yang dikehendaki di area makam yang luasanya mencapai 174.962 meter persegi dan dikelilingi pagar dengan tinggi empat meter tersebut.

http://haji.okezone.com/read/2011/10/06/396/511441/sulit-menemukan-makam-ummul-muslimin-aisyah-di-baqi

Senin, 14 November 2011

Oleh-oleh Haji


Salah satu yang memberatkan para jamaah haji setelah menyelesaikan berbagai rangkaian ibadah haji adalah oleh-oleh yang mesti disiapkan. Memang hal ini sudah menjadi kebiasaan di masyarakat kita bahwa sepulang dari tanah suci mesti memberikan buah tangan (oleh-oleh) untuk sanak saudara, tetangga dan juga relasi lainnya.

Untuk menyelesaikan masalah ini, sebenarnya ada pilihan untuk menyiapkan oleh-oleh yang dibeli dari Indonesia. Kita bisa belanja langsung ke Tanah Abang atau via toko on line. Begitu pula kios-kios yang khusus menyediakan oleh-oleh khas haji juga sudah mulai banyak berdiri.

Pilihan oleh-oleh haji bisa berwujud makanan seperti kurma, kacang Arab dan kismis. Bahkan air zam-zam pun tersedia di pasaran dengan harga yang relatif terjangkau. Oleh-oleh yang lebih awet bisa berwujud barang seperti tasbih, sajadah atau sorban. Mana yang akan kita siapkan? tentu sesuai keinginan kita masing-masing.

Jadi kenapa harus dipusingkan berbelanja di tanah suci? Bukankah di tanah suci hendaknya diisi dengan ibadah dan berbagai amal kebaikan? Mudah2an kita bisa mengubah cara berpikir kita. Wallahu a'lam.

Rabu, 09 November 2011

Pengalaman Jamaah Usia 90 Tahun: Allah Kirim Malaikat Bantu Saya Tunaikan Ibadah Haji


Jamaah haji asal India, Yusuf Mian Deshmukh, 90, dari Maharashtra, India, tersenyum lega. Tahalul telah dilakukan, ibadah hajinya tuntas sudah.

Deshmukh bergabung dengan Komite haji India dan di bawah pengawasan medis yang ketat dari pejabat Konsulat India. selain sudah uzur usianya, dia juga sakit-sakitan. Namun, hal itu tak menyurutkan niatnya berhaji.

Sejak dari negaranya, Deshmukh tidak dapat berdiri sendiri. Sehari-hari, ia habiskan di atas kursi roda.

Tetapi tekad yang kuat untuk menyempurnakan rukum Islam membuatnya menolak untuk menunjuk seorang "wakil," yang akan melakukan ritual lempar jumrah baginya.

Wartawan Arab News sempat menabrak kursi rodanya dalam kerumunan massa yang bergerak menuju Jembatan Jamarat saat hari terakhir lempar jumrah. Dia berada di atas sebuah kursi roda yang didorong oleh seorang pria bernama Munir, yang mengatakan Deshmukh datang seorang diri untuk haji.

"Saya datang dengan tekad bahwa jika Allah menginginkan saya untuk melakukan haji, Ia akan membuat lebih mudah semuanya bagi saya. Saya datang sendiri dengan tidak tahu bahwa saya akan mendapatkan perawatan medis dari konsulat. Mereka selalu datang dan memeriksa kesehatan saya," kata Deshmukh.

Saat ritual lempar jumrah, ia disarankan untuk menunjuk wakil karena padatnya jamaah dikhawatirkan mencelakakan dirinya. "Saya menolak. saya percaya Allah mengirim malaikat untuk orang-orang seperti saya dan mereka membantu kami dalam melakukan semua ritual haji. Dan semua terbukti. Dari awal sampai akhir, semua dimudahkan," ujarnya.

Deshmukh bukan satu-satunya yang melakukan haji meskipun usianya telah lanjut dan kesehatannya buruk. "Banyak peziarah seperti dia datang setiap tahun dengan keyakinan yang sama bahwa Allah akan mengurus mereka, dan keyakinan mereka banyak yang terbukti," kata seorang pejabat konsulat.

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/umroh-haji/11/11/09/luduep-pengalaman-jamaah-usia-90-tahun-allah-kirim-malaikat-bantu-saya-tunaikan-ibadah-haji